Perkenalkan semua..... ini profil saya

Foto saya
Seorang Anik yang belajar menulis (semoga tidak dengan terbata-bata) melalui wahana blog.

06 Desember 2009

Dari Pitutur...






Sugeng siang.... selamat bertemu lagi...

He..he.... dah lama ternyata Nik tidak menulis catatan...
Beratus langkah sudah terlewat. Sayang... namun memang tak terhindaarkan. Cie........

Oke...
Catatan hari ini tentang suatu ungkapan yang patut kiranya untuk kita renungkan kembali.

"MAMAYU HAYUNING BAWONO IKU DADI DARMANING SATRIYO"
"KANGGO NETEPI DARMA, SATRIYO KUDU BISO NYANDHET LAKU CANDHOLO KANG DITINDAKAKE ING SOPO WAE ORA MANDHANG MUNGSUH OPO KULOWARGO"
[Petuah Kresna kepada Harjuna sebelum terjadinya Perang Bharatayudha]

Bahasa Jawa? Yup.... Boso Jawi.
Okeeeeeeeee, ini arti bebasnya,
"Menjaga keberlangsungan kehidupan menjadi tanggungjawab ksatria"
"Untuk melaksanakan tanggungjawabnya, Ksatria harus mampu menghentikan tindak kejahatan yang dilakukan siapapun tanpa membedakan musuh atau keluarga"

Nik dengar kata-kata tersebut tadi malam, pada segmen Pitutur di Jogja TV. Thanks to JTV yang menyalakan lampu di kepala Nik malam tadi....

Omong-omong.... Nik memang suka dengan kesenian, nyaris dalam segala jenisnya... apalagi kesenian tradisional yang nananya WAYANG. Karena banyak keuntungan yang bisa kita dapat dari menyimak cerita dan keragaman yang ada didalamnya. Maklum.... manusia kan Homo Economicus....

Nah... untuk yang pitutur diatas, kayaknya pas gitu dengan kondisi manusia, ndak dulu.. ndak sekarang... kayaknya juga buat masa mendatang.
Kalau Nik transformasikan petuah itu dengan tuntunan Islam... jadi PAS! KLOP!!

Begini konklusi Nik....
Dalam Islam, tiap manusia itu adalah pemimpin, paling tidak bagi dirinya sendiri. Apa yang dipimpin? tak lain dan tak bukan adalah ego, atau yang lebih dikenal dengan nafsu. Nah... jika kita adalah pemimpin, maka dalam tataran kasta, kita termasuk ke ksatria. Betul?
Nah... kalo kita ini ksatria.... maka punya tugas dan tanggungjawab yang menanti selama hayat masih dikandung badan. Dan tugas serta tanggungjawab itu bukan hanya untuk dibanggakan, dipamerkan atau ditukar dengan hak-hak yang istimewa... melainkan juga untuk dilaksanakan.
Tugas dan tanggungjawab ksatria, sebagaimana oleh Kresna diringkas dan dipetuahkan kepada Arjuna sebelum Perang Bharatayudha berlangsung merupakan versi singkat tugas semua kita sebagai manusia.
Akankah kita bisa melaksanakannya?
Nik yakin bisa...
Bukankah pencipta kita, Allah, telah menjanjikan bahwa takkan ada hambanya yang terbebani lebih dari kesanggupannya? Dan Allah adalah Dzat yang selalu menepati janji...

So, pertanyaan sebenarnya adalah; MAUKAH KITA UNTUK SENANTIASA MELAKSANAKANNYA?

That's differrent matter, is'n it?

05 Juli 2009

Rantai Birokrasi





Selamat siang tetamu semua....

Lama sudah kita tak bersua di obrolan tentang kegiatan dan keadaan harian Nik..

Bukannya Nik tidak melakukan kegiatan apapun selama kita tak bersua...atau tidak ada keadaan spesial yang patut Nik bagi pada tetamu sekalian. Bukan....

Hanya saja... penyakit MALAS MENULIS Nik rupanya kambuh dengan skala akut.

Hua... akut..............
Yup, kata yang tepat untuk menyampaikan tingkat penyakit itu diwaktu lalu...

Yah...
Bagaimanapun... penyakit itu sekarang sudah lumayan teratasi. Semoga saja tidak mudah kambuh lagi. Semoga.

Oia, untuk kali ini, Nik akan bercerita tentang Rantai Borokrasi.
Why? Karena sebulan terakhir ini Nik berurusan dengan para birokrat melalui surat menyurat. Dan Nik merasa SANGAT LELAH karenanya.

Oho... jangan menyangka birokrat pusat yang maksud. Bukan juga seperti kasusnya mbak Prita, yang jadi boom karena surat elektroniknya yang secara salah diapresiasi oleh jaksa dengan mengaitkannya dengan UU ITE. Bukan.... yah... paling tidak, tidak seheboh itu.
Urusan Nik (yang sebenarnya lebih merupakan urusan bersama RT 9 tempat Nik tinggal) dengan birokrasi menyangkut BPN atau instansi pertanahan di kabupaten.


Ceritanya begini.....
Warga RT 9 menanyakan keberadaan pengukuran tanah yang dilakukan oleh aparat BPN dengan didampingi oleh aparat Desa dan BPD .
Wah!... Ini pasti pengukuran resmi, pikir kami waktu itu. Tapi dalam rangka apa, ya?

Mau tidak mau, kami menjadi agak paranoid,mengingat tanah tempat kami -warga RT 9- menetap, sedang berada dalam sengketa dengan pihak Pemerintah Desa setempat. Sengketa perdata yang hingga kini masih dalam tahap kasasi dan belum incracht. Hm....
Pada awalnya kami mendapat penjelasan dari salah seorang perwakilan BPD yang turut menyertai pengukuran itu, bahwa pengukuran yang dilakukan itu dalam kerangka perubahan keterangan tagihan pajak karena luas tanah berkurang setelah rencana pelebaran jalan propinsi mulai ditindaklanjuti oleh PU. Oke, sampai disitu kami berusaha memahami. TAPI.... mana surat tugasnya? ya dari BPN, ya dari Dinas Pajak...
Jawab beliau, "Ah, urusan kayak gini nggak perlu rewel, mbak... ndak usah pake birokrasi yang rumit... wis, percaya saja..."
Ho....ho...ho......
Langsung di kepala kami, berdering alarm tanda bahaya. Pengukuran tanah tanpa surat tugas? Apa-apaan ini....
Meskipun kami orang awam dalam bidang pertanahan, tidak berarti kami orang bodoh yang gampang dikibuli...
Selang beberapa hari...
Akhirnya setelah musyawarah yang dilakukan oleh beberapa orang, kami bersepakat mengirim surat resmi yang ditujukan pada BPD dengan tembusan kepada Pemerintah Desa, PN serta BPN Kabupaten mengenai pengukuran tanah tersebut. Keesokan hari, surat dikirim melalui pos tercatat.
Jeng...jeng.....
Seminggu.... sepuluh hari..... nyaris dua minggu kami menunggu...
Karena tak sabar, kami tulis surat kedua, yang tembusannya hingga ke BPN pusat, MA dan kepolisian. Masih menggunakan metode surat tercatat.
Whus....... selang dua hari, jawaban diantar langsung oleh kurir dari BPN Kabupaten.

Jam 5 sore!!!!!!!!! Rajin, ya... Unbelievable.... sehebat itukah pengaruh tembusan sampai pucuk pimpinan menghasilkan respon? He...he....
Jawaban surat itu mencengangkan...
ternyata, pengukuran yang dilakukan itu BUKAN permintaan dari dinas pajak, tapi permohonan dari Pemerintah Desa -yang notabene adalah penggugat dalam kasus perdata pertanahan yang belum inkracht- dalam rangka splitsing sertifikat. Disertakan pula surat permohonan splitsing dari Pemerintah Desa. WHAT A HELL.....
Dalam surat itu pula BPN mengajukan saran agar apabila memang tanah SEDANG BERADA dalam sengketa, kami selaku yang berkepentingan mengajukan permohonan blokir atas sertifikat tersebut sehingga tidak dapat dilakukan perbuatan hukum terhadap sertifikat tersebut selama perkara masih belum inkracht.
Hu....hu.... nyaris kecolongan dah... NYARISSSSSSSSSS
Akhirnya kami tindaklanjuti lagi dengan surat yang memuat lampiran pengantar kasasi, dan surat gugatan awal disertai permohonan blokir. All in one letter.
Dan belajar dari respon secepat kilat karena tembusan ke instansi tertinggi, kali ini kami pun kirim dengan tembusan yang komplit...plit...plit....

Bedanya, kali ini yang dikirim per pos tercatat hanya yang berada di luar jangkauan pengantaran sehari. Untuk sialamat dalam kota, Nik antar sendiri, dengan dilampiri tanda terima kiriman, tentu...........
Ciattttttttt.... ngeng...ngeng... dari jam delapan pagi, Nik dah rapi jali siap muter kota nganter surat...
Ternyata, jam sembilan dah kelarrrrrrrrrr, cepet juga.....
Oops..... setelah beberes file yang diperlukan, tinggal nunggu jawaban lagi, deh...
Tang...ting...tung.... menunggu memang menjemukan... tapi karena harus dijalani, yah, waktu tunggunya dipake untuk konsultasi ke PKBH, yang merupakan penasehat hukum kami selama berperkara.
AKHIRNYA...
Surat jawaban datang juga....
eng....ing...eng... inti dari jawaban itu sungguh menbuat kami terheran-heran...

MEREKA MENYATAKAN TIDAK TAU BAHWA TANAH DALAM SENGKETA, dan MEMINTA PERWAKILAN RT UNTUK DATANG KE BPN DAN MENDAPAT PENJELASAN TENTANGNYA.
He????
Lha pejabat BPN yang jadi saksi di sidang perkara di PN dulu itu apa juga ndak mengantongi surat tugas, ya? sehingga ndak kearsip?
Cape deh.....

whatever...
Akhirnya beberapa orang perwakilan RT, yaitu Pak RT, Mr.R dan Nik ke BPN. Bermotor ria...
Sampai disana, kami dihibur dengan keramahan dan kata manis.... Pulang kami..

Besoknya, Pak RT kembali ke BPN dan meminta BLOKIR. Kayaknya bikin pegawai BPN yang menghibur kami kemarin salah tingkah, deh.... karena awalnya mereka bilang, kalo sebenarnya begitu mereka tahu ada sengketa, mereka punya kebijakan ndak ngutik-utik sertifikat yang bersangkutan... dan blokir hanya berlaku untuk 30 hari dan ndak bisa diperpanjang.
Ho...ho... kami memilih tidak mengambil risiko sebanyak itu mengingat model arsip birokrasi pemerintahan belum bisa kami percaya efektif dan efisiennya.... soriiiiii.....wkwkwkwk....

Hari itu juga blokir dilakukan pad sertifikat tanah sengketa. YUP!! hitam diatas putih...
Yah... memang ada perlawanan dari pemerintah desa melalui pengacara mereka, sih... tapi kami bisa membuktikan kalo itu perkara masih belum inkracht.... then, mereka g bisa berkutik....
So, inti dari cerita Nik itu adalah...
Kalau u berurusan dengan birokrasi di Indonesia, [entah di negara lain, Nik belum pernah kesana].... ingat-ingat selalu untuk:
1. Bawa kuitansi, biar g kena pungutan liar;
2. Selalu minta tanda bukti;
3. Usahakan ada hitam diatas putih yang legal;
4. Pelajari cara komplain kepada atasan birokrat tersebut atau jalur publikasi keberatan kita atas pelayanan mereka, karena ndak semua jalur terbuka luas bagi kita....ingat, mbak Prita sudah dimejahijaukan, padahal bukan dengan pemerintah lho... urusannya....
5. Grow up! Ndak usah jadi penjilat lah.....




18 Mei 2009

Ups...

Selamat siang...
Dah pada rehat?
stop dulu kegiatannya deh...
sholat dan makan siang dulu lah...

Setelah itu baru baca postingan Nik...

Seminggu ini ada banyak kegiatan diluar kebiasaan.
Dari ngelola konflik RT mpe ngintip hukum perlindungan konsumen.

Why?

Karena Nik baru nyadar, ternyata aspek hidup ini unpredictable. Kadang kita maunya begini... jadinya begini minus xx. Or else..

Yang pasti agak terlantar sih makanan buat Uik-uik n Cok-cok...
Agak susah cari rumput yang mereka suka.
Di Lembah UGM mah... baru dipangkas.
Kalo di Magelang, tuh rumput lagi pada berbunga... jarang ada daunnya.

Ye... sabar ya...

Oia, hari ini notebook ini dah bisa dipake dengan 'agak' normal.
Yup... karena utak-utik seminggu lalu, OS-nya down. Gak lucu, kan...
Tapi karena install-nya nggak seperti yang kemarin, jadi masih perlu membiasakan diri, deh.

Kapok utak-atik? He..he... NGGAK JUGA, TUH....


sudah ah... gantian Nik mau maem. Laper nih...

10 Mei 2009

Jadi Dua



Weleh....

Selamat siang smuanya...

Akhirnya hari senin datang lagi, jadi Nik bisa nulis lai deh... He...he...

Oia, ucapan terimakasih Nik sampaikan ke keluarga PakDhe Saroh. Karena kebaikan hati beliau dan keluarga, Nik boleh mengadopsi salah satu peliharaan marmut betina mereka.

Jadi deh... Nik punya sepasang marmut!

Alhamdulillah..... Senangnya.....

Memang sih, tadinya Ibu marah karena Nik bawa marmut betina pulang. Tapi setelah Ibu lihat dua marmut itu berkejaran dan saling berbagi makanan, hilang deh marahnya....

Kalau Bapak, reaksinya mah positif. Cuma ribut bikin kandang.

Lha ngapain juga pakai bikin kandang coba... halamannya kan dah luas dan tertutup?

weleh..

03 Mei 2009

Semoga Selalu Berbahagia..........


Barokallahu laka wa barokka 'alaih(i)...
Ucapan tadi ndak cuma tertuju buat sepupuku-Kang Budi Santosa dan istrinya Veronika Lobo-yang pada ahad kemarin baru saja melangsungkan akad nikah, tapi juga buat para mempelai yang telah dan akan melangsungkan akad nikah.
Ijinkan Nik turut berbahagia buat kalian semua....
Semoga pintu rahmat Allah semakin terbuka lebar, karena kalian telah menyegerakan untuk melengkapi tuntunan dienul Islam, amiin.
Pagi ini Nik juga turt berbahagia buat sepupu Nik yang lain -Yani- yang seminggu lalu dipercaya Allah untuk punya jundi pertama, Naisya (afwan kalau namanya salah.... habisnya Nik gak dapet bagian Aqiqahnya sih.... =D).
Semoga berbahagia, semua....
Juga bagi anda yang sedang membaca tulisan ini.

27 April 2009

Namanya juga Mail List........


Siang (lagi) smua.....

Hari ini tulisan Nik merupakan apresiasi dari hasil baca milis grup kemarin. Yah... coba aja dibaca, kali-kali bermanfaat.

BANYAK TEMAN BANYAK SODARA


Kalimat itu berulangkali mampir ke telinga Nik waktu Nik kecil dulu.

Dan setelah masuk SMP, Nik baru tau sebabnya.


Nik waktu kecil cenderung introvert dan jarang bermain bersama teman seumuran. Meskipun kalau diajak ngobrol masih mau menjawab, tapi Nik terlihat lebih menikmati waktu bersama teman seumuran dalam kegiatan yang sudah pasti [ya... latihan nari, lah.... atau belajar bersama].

Ternyata hal-hal sesederhana itu tidak lepas dari perhatian orang tua Nik...

Hiks..


OK. Sampai disini tentang masa kecil Nik.



Nik pikir, karena terlalu lama Nik mendengar kalimat 'sakti' itu, akhirnya Nik jadi senang berteman, ngobrol... (tapi untuk bermain dan bertamu tanpa juntrungan, suerrr.... mpe saat ini Nik masih grogi, yah.. sudah bisa, sih... tapi ndak fasih =D).


Nik inget waktu di SMP. Hari pertama masuk SMP, Nik liat daftar kelas, masuk di 1E. Diantara nama-nama siswa 1E, Nik belum ada yang kenal. at all.

Nah, waktu merenung-renung di depan papan pengumuman itu, ada siswa baru juga yang lagi liat daftar berkata lirih (mungkin sama diri sendiri), "wah, aku di 1E". Langsung deh Nik samper, "Mbak juga 1E? Halo, jenengku Anik. 1E. Sori, kesenengen oleh kenalan, maklum, Nik belum punya teman di 1E". Eh, belum sempat dijawab, kami baru jabat tangan, ada suara menimpali, "Oi... saya juga 1E, jenengku Yuni. Kenalan...kenalan..."

Jadilah kami bertiga meledak dalam tawa...

Ternyata Heni -itu nama temen Nik yang dipotong perkenalannya sama Yuni-, Yuni dan Nik sama-sama tidak punya kenalan lama di 1E. Yah, senasib...

Selama 3 tahun di SMP, berawal dari perkenalan itu, kami bertiga dijuluki trio kwek-kwek, meskipun sudah tidak sekelas.

Hmm... jadi agak sedih, nih... inget Yuni yang nama lengkapnya Yuni Lestari Wijiningrum yang sudah meninggal lebih dulu waktu dia kuliah....

Innalillahi wa inna 'Illaihi roji'uun



Oke, kembali ke tema semula...


Kemarin Nik ngubek-ubek deposit e-mail Nik di Lycos yang dah lama ndak Nik baca.

Weleh.... ternyata inbox-nya 1600 mail. Cape, deh...

Yah, akhirnya Nik buka satu persatu. Untung koneksinya bagus, jadi bisa akses secara cepat.

Kebanyakan surat yang masuk berasal dari deposit di milis.

Dari sekian banyak celotehan dan tulisan teman-teman, ada satu berita yang mengabarkan unsubscribe-nya salah satu teman milis karena ketidaksepahaman dengan teman milis yang lain.

Duh, jadi sedih deh....

Yah... memang kehilangan satu teman, dalam bentuk apapun kehilangan itu, pasti punya pengaruh.



Semalam Nik sempat ngobrol sama Ibu tentang itu, dan dengan logisnya, Ibu -yang notabene gaptek total, afwan Mi...- berkata, "ya, namanya juga dunia... kalau semua bagus, semua sama, nanti pelangi ndak jadi bagus dong...."


Iya juga ya.....


Yah...namanya juga mailing list...

Kalau ndak ada-ada saja, nti ndak rame.....



Selamat berkarya!

26 April 2009

Hari Ahad yang aneh...


Siang smua...
Hari Ahad kemarin dimulai dengan senyuman pagi hari Ibu dan segala rencana mobiling kami hari itu. Yup, tiap Ahad kami bisa dipastikan jalan-jalan berdua naik sepeda motor. Berdua saja, karena Bapak ndak mau ikut, padahal kan ada dua kendaraan....
Jam 05'50, kami meluncur menuju kampus 1 UMM di Jalan Tidar 21, untuk ikut kajian Ahad Pagi. Kajian hari itu terasa membosankan (paling nggak buat Nik...). Padahal biasanya kajian Ahad pagi yang kami ikuti lumayan bisa memompa semangat ibadah, lho...
Jam 07'30 kami keluar dari wilayah UMM ke tempat sarapan mingguan favorit Ibu : Soto Ayam. Untuk sementara, cukup sarapan soto + teh anget, karena sangu hari itu mepet. Ini juga luar biasa karenabiasanya tiap nyoto, pasti tambah sate ayam. He..he...
Pemberhentian selanjutnya di kios empon-empon di Kliwonan. Belanja Lirang, cuma ada 4 kilo. Aneh... biasanya Mbak Nok punya cadangan mpe 1 kuintal. Whatever...
Selesai urusan belanja, kami bezuuk ke tempat Pak Mingin/Yu Tur di dusun Salakan. Dijalan kami diselip sama Istrinya mas Ndon yang boncengan sama Yusup, anaknya dan Mas Rat yang boncengan sama Istrinya. Keduanya baru pulang belanja di pasar. Ih... keki juga, didahului. Tapi mau bagaimana lagi, Nik kan lagi mboncengin Ibu, maksimal 40 kph.
Di tempat Pak Mingin, kami ggak lama. Cuma disana seperempat jam. Ndak enak juga bertamu pagi-pagi...
Dari Salakan, kami ke Pundong untuk memenuhi undangan pesta nikahannya Lik Ri. Walau masih pagi, tapi ternyata tamunya dah banyak. Untungnya lagi, tuan rumahnya dah siap sedia.
Okeee.
Dari Pundong, kami mampir di nJagang, ke rumahnya Mas Suko, n pesen supaya beliaunya ke Prajenan buat nyervis TV dan antena yang k.o. setelah kena hujan angin dua minggu lalu.
Nah... travellingnya selesai sudah.
Acara selanjutnya adalah buka warung.
Eh, ada yang lupa, begitu sampai rumah, si embak yang biasa nawarin awu datang sambil bilang dia punya barang bagus.
Setelah nego harga selesai, baru Nik buka warung.
Lha, waktu si embak nganter awu, ternyata BUANYAK BANGET...
MasyaAllah.... rejeki memang Allah yang ngatur....
Hari itu Nik cuma sanggup mbungkus 1/4 bagian awu. Kayaknya hari ini Ningrum yang nyelesaikan, deh...
Sebelum mbungkusi awu, Nik goreng bawang merah. Gorengan pertama GOZONG. Yah.... pait dikit...
Gorengan kedua, sukses.... =P
Hari itu ada 2 tamu yang bertandang, yakni Mr.Abbas alias pak RT dan Mas Rat yang pagi harinya ketemu di jalan.
Pak RT sih cuma konsul tentang kasus tanah pasar yang lagi kasasi dan beberapa isu lain. Tapi Mas Rat bawa berita bahwa Kang Budi, Ahad depan akan nikah sama Vero. Kang Budi dah bulat tekad meski keluarga Vero ndak ada yang setuju. Yah... namanya juga beda agama.
Semoga saja Allah selalu memudahkan urusan hamba-hamba-Nya. amiin.
Ada juga kabar lain yang dibawa Mas Rat, yaitu Yani dah ngelairin anaknya di amanah.
Sayang Nik lupa nanya detailnya. nah... nggak biasa, kan? Aneh...
Selanjutnya, dari sore hingga petang menjelang, kami (Ibu dan Nik) sibuk mencari barang dagangan dan dompet. Barang ketemu, sedangkan dompet belum ketemu sampai waktu tutup warung. yah.....
Tapi pagi tadi dah ketemu di tempat kemarin Nik nyari.... nah lo....
Yup! Weird day.

20 April 2009

Piaraan-ku Sayang


Sejak Iedul Fitri 1929H kemarin, Nik resmi punya piaraan.
Eit.... jangan negative thingking dulu...

Piaraan Nik tuh berupa hewan imut n lucu. Jenisnya marmut. Itu tuh... yang mirip sama tikus, sedikit lebih besar, sih... tapi ndak berbuntut.
Warna marmut-nya --kalau orang jawa bilang, kembang telon-- putih dengan corak kuning kunyit dan hitam.

Awalnya Nik nggrundel waktu ponakan bilang, "Tuh marmut buat Nte aja deh... Iyan dah ogah nyariin rumput".
Yeee.. dasar ponakan!

Memang sih... di rumah Prajenan ada sebidang tanah yang jadi halaman dalam. Yang juga dipadati dengan konfigurasi berbagai tanaman, yang ada rumput sebagai bagiannya.
TAPI.... kan tetep aja. Tuh rumpur jenisnya bukan buat makan hewan, tapi buat penutup tanah aja.

Jadi deh, tiap hari Nik sama Ibu nyari rumput buat tuh marmut. Untungnya banyak rumput yang tergolong makanan favorit si marmut di trek jalan pagi kita.
Khusus untuk hari sabtu, persediaan rumput harus dobel, karena hari Ahad kita ngaji n ndak jalan-jalan.
Nah... selesai satu kerjaan, deh...

Eh, TAPI kok kalau liat orang makan, marmutnya kok bunyi uik-uik....
Mmhh...akhirnya Nik pake tuh marmut buat uji coba.
Tiap Nik makan, Nik beri marmutnya secuil makanan, untuk nguji tingkat ke-doyanan-nya.

Weleh... ternyata marmutnya doyan nasi.
Dan....
Hampir semua buah dia doyan. Juga bolu. Juga krupuk.
Tapi untuk sayuran mentah, dia cuma mau daunnya. Beda perkara kalau sayurannya dah direbus, habis dia babat. Eh... daun pandan juga dia doyan. Juga beberapa jenis bunga.
Ouch!
Nik pikir, "rakus juga marmut satu ini..."
Yah... emang rakus....
Tapi bagaimanapun tuh marmut jadi kesayangan keluarga.
Saat ini Nik sedang berpikir nyari pasangan n nama buat tuh marmut.
Penginnya sih ngasih nama Uik-Uik, sesuai bunyinya waktu minta makan.
Tapi ntar ketukar sama nama kakak Nik. Wiwik.
He...he....he....
Whatever, lah....
Nah, tinggal nyari yang jual marmut n beli marmut buat pasangan Uik-Uik, dah...
Tapi, gimana caranya Nik tau Uik-Uik tuh jantan or betina, ya?
Ada ide?

19 April 2009

Anak SMANSA, ya....


'Met Pagi smua.....

Setelah melewati akhir minggu yang super sibuk, hari senin ini semangat baru mengiringi langkah menuju kampus. Akhirnya ketemu temen-temen lagi....

Yah .... bukannya tidak seneng kalau pas liburan, tapi tetep aja rasanya BEDA waktu ngumpul sama temen-temen dan ngobrol tentang kehidupan secata teoritis.

Sepertinya kok lebih mudah. SEPERTİNYA.

Anyway....

Seperti biasa, Nik berangkat dari Magelang naik bus umum trus turun di terminal Jombor. Begitu turun dari bus dan melangkah ke arah area bus dalam kota, terdengar sapaan, "mbak SMANSA, ya?"

HE!

Meski meng-iya-kan, tapi dalam hati Nik bertanya-tanya.... "apa dimuka anak SMANSA tuh ada cap yang (cuma) bisa dilihat anak SMANSA yang lain?"

Dilain pihak, setelah menjawab pertanyaan penanya tadi, Nik secara spontan juga bertanya, "sembilan delapan apa sembilan sembilan?" yang dijawab dengan, "Ella, mbak. sembilan sembilan."

Nah... kalau orang lain ikut mencuri dengar tanya jawab singkat kami tadi bisa-bisa jadi puyeng.

Salah sendiri suka nguping pembicaraan orang..... =D

Nah... itu catatan pagi hari ini.

Selamat beraktifitas, smua....

12 April 2009

Pemilu [Pe(pilu)]

Pas tanggal 09 April kemarin, sebelum jalan-jalan pagi Nik sama Ibu pergi ke TPS 15 di depan rumah.
Niatnya sih mau milih... mumpung masih pagi n gak pakai antri.
Karena jarum jam sudah menunjuk pukul 07.15, dengan pede kami masuk ke TPS.
Tapi....
Lha kok sepi??????????????????
TERNYATA.... eh ternyata......
para petugasnya belum pada datang.
Ya Allah....
jadi deh... mereka diomeli Ibu. =P
Akhirnya Nik, Ibu dan Bapak baru sempat milih jam 11.15, pas warung agak sepi.

Sungguh sangat disayangkan, pada Pemilu kali ini yang menggunakan hak pilih (di TPS 15 aja) cuma separuh.
Ndak rame...
Kan ga lucu tuh... masa ngrekap itungan suara cuma sampai jam 8 malam.
Ndak pake semaleman.....

He...he... jadi inget slah satu iklan kampanye di tipi;
"pemilu itu bukanlah hal yang menyebabkan pilu..."

Weleh dah....

Ketika Mau Ganti Plat Nomor Motor Baru......


Hari Rabu minggu lalu, tepatnya tanggal 08 April 2009, Nik pergi ke Samsat Kabupaten Magelang --yang letaknya antara desa Blondo dan Kota Mungkid-- untuk bayar pajak kendaraan dan re-dokumentasi --alias ganti plat-- yang (akan) habis masa berlakunya tanggal 11 April 2009.
Dengan pe-de, Nik pergi ngurus sendiri. Itung-itung latihan mandiri dalam pengelolaan kebutuhan personal, gitu...
Oia, ini kali PERTAMA dalam hidup Nik ngurus ganti nomor kendaraan. Grogi? tentu.... =D

Jam 10 pagi Nik dah sampai di kantor Samsat. Karena dokumen penunjang yang diperlukan dah disiapkan, langsung Nik pergi ke loket "GANTI NOMOR".
Benar kata Bapak, gak berapa lama dah dipanggil buat disuruh tera. Yang ditera nomor mesin dan nomor rangka kendaraan. Eh... disuruh bayar 10.000 rupiah tapi gak dikasih kuitansi...
Yo Nik agak mbesengut n nggerundel ama petugasnya... tapi tuh petugas bilang, "alah Mbak... biasanya juga gini. Gak usah ribet, deh..."
Enak ae... duit sepuluhribu rupiah per motor kok tanpa kuitansi.... lha kalau sehari ada seratus motor, lak ya petugasnya bisa bunder guendhut coz kebanyaken duit buat makan.....
Next..
Setelah tera, urusan lancar sampai ke penggantian STNK dan pembayaran TNKB. Ndak sampai jam 11 pagi (HAMPIR) seluruh keperluan Nik di Samsat kelar.
Di loket terakhir tinggal nunggu panggilan buat ambil surat pencetakan plat nomor yang baru.
Eng... ing... eng......
TERNYATA oh TERNYATA....
Plat nomor pengganti baru bisa diambil tanggal 02 JUNI 2009 dengan alasan SAMSAT KABUPATEN MAGELANG SAAT İNİ KEHABİSAN MATERİAL PLAT NOMOR.
Weleh...
JUNI oi....JUNI...
Padahal ini baru bulan APRIL.


Iya sih... di STNK-nya dilampirtkan kertas 10x5 cm yang bertuliskan "plat nomor/TNKB sedang dalam proses di samsat kab. magelang sampai dengan tanggal 02 JUN 2009. ttd Kukuh Tirto S Briptu NRP 83051009"
Tapi kan... itu salah satu cerminan amburadulnya manajemen administrasi pemerintahan kita. Mosok sampai ada alasan kayak gitu...

Opo duit buat beli materialnya habis buat nggaji pegawai SAMSAT? atau emang deposit materialnya di indonesia blas ga ada? --yang ini impossible dah, coz pembuat plat pinggir jalan aja masih banyak dagangannya kok-- atau... jangan-jangan...
PEGAWAI SAMSAT NJUALI MATERIAL PLAT ke pembuat plat pinggir jalan sebagai USAHA SAMPINGAN MENAMBAH PENGHASILAN???????????
Wah... jadi suudhon, nih....

Subhanallah............ jadi gemes.

Nik jadi kepikiran nulis di surat pembaca harian nasional, nih...
Yah, semoga aja ndak ada yang dimutasi ke daerah terpencil atau ditangguhkan kenaikan jabatannya, tapi nantinya ada peningkatan kualitan pelayanan.

Nunggunya ga sampai dua bulan, gitu....


Oke deh.. tunggu tanggal mainnya aja ya...

07 April 2009

Bismillah.........

Yup!
Bismillah....ini langkah pertama Nik di dunia blog.
Sebenarnya sudah lama Nik ingin belajar menuangkan gagasan, dan sepertinya media blog ini bisa Nik gunakan.
Tapi karena perlu waktu untuk belajar buat blog dan memberanikan diri menulis, maka............ baru hari ini langkah pertama disini Nik buat.
Postingan yang satu inipun Nik buat secara terburu-buru diantara jam baca perpus.
Tapi semoga tidak terlalu mengecewakan.....
Duh, kok nggak pe-de ya?
:p